Menjaga Komunikasi dengan Pasangan Agar Tetap Harmonis

Pipiet Palestin Amurwani

Tulisan ini pernah dikirimkan ke ajang kompetisi menulis rahma.id

Sumber: google.com

            

                Suasana harmonis dengan pasangan menjadi impian semua orang. Komunikasi memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah hubungan. Hubungan yang akan dibahas dalam artikel ini yakni hubungan dalam ikatan pernikahan. Komunikasi dengan pasangan menjadi kunci terciptanya rumah tangga yang harmonis. Suasana yang  tercipta ketika saling bicara, menyampaikan dan mendengarkan keluh kesah pasangan akan menjadi momentum yang mengesankan dan mendekatkan satu sama lain.

            Saat ini pasangan suami istri menghadapi tantangan yang cukup besar dalam membina hubungan. Berkurangnya kesempatan untuk saling berkomunikasi semakin nyata dengan hadirnya kesibukan di dunia kerja masing-masing. Mengingat saat ini merupakan suatu kelaziman ketika suami istri aktif berkarya dan mengaktualisasikan diri dengan potensinya masing-masing. Kesempatan untuk sekedar berdiskusi atau bersenda gurau dengan pasangan semakin berkurang menyebabkan suasana hubungan menjadi tidak sehat. Keberadaan gadget juga menjadi pemicu buruknya komunikasi dengan pasangan. Penggunaan gadget untuk urusan pekerjaan, bermedia sosial, atau sekedar bermain game yang dilakukan tanpa mengenal waktu menjadi faktor penyebab renggangnya suatu hubungan dalam rumah tangga.

            Lalu bagaimana upaya menjaga komunikasi dengan pasangan tetap terjaga dengan baik? Ada baiknya kita ingat kembali bahwa tujuan pernikahan adalah untuk membangun rumah tangga yang sakinah mawaddah wa rahmah  yang artinya ada relasi antara suami dan istri yang dilandasi dengan rasa cinta serta dipenuhi kasih sayang demi tercapainya rumah tangga yang memberikan ketenangan dan ketentraman hidup. Sebagaimana tercantum dalam Al Qur’an Surat Ar-Ruum ayat 21 yang artinya Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.“ (QS : Ar-Ruum:21). Komitmen pada tujuan pernikahan membuat pasangan suami istri selalu menjaga agar hubungan dalam rumah tangga selalu harmonis. Apapun akan diupayakan untuk saling memberi kenyamanan dan kebahagiaan lahir dan batin.

            Mendengarkan dengan sungguh-sungguh pasangan yang bercerita tentang apapun yang dihadapinya hari ini. Bisa jadi ini adalah hal kecil namun dapat memberi dampak besar. Respon yang kita berikan membuat pasangan merasa mendapat perhatian dan dipentingkan.  Seyogyanya respon yang kita berikan berupa  respon aktif terhadap apa yang dia sampaikan bukan sekedar anggukan atau kata “oh”…”iya”…yang menunjukkan ketidakpedulian atau cuek. Sejenak tinggalkan gadget dan fokuslah pada pasangan. Obrolan-obrolan dan candaan sederhana dapat mempererat hubungan suami istri. Tidak hanya berkeluh kesah namun sampaikan juga pujian atas capaian pasangan atau apapun yang membuat kita bahagia memilikinya.

Quality time bukanlah waktu yang dijadwalkan akan tetapi setiap saat bisa menjadi waktu yang berkualitas untuk hubungan pasangan suami istri. Obrolan tentang hal-hal yang ga mutu dan candaan sederhana justru menjadi suatu hal yang istimewa yang dapat menciptakan suasana hangat. Komunikasi antara suami dan istri hendaknya tidak hanya secara verbal saja. Sentuhan fisik seperti cium kening dan pelukan sebelum berangkat dan sepulang bekerja dapat menambah kehangatan dan keharmonisan rumah tangga.

Dalam kehidupan berumah tangga pastilah ada permasalahan yang timbul. Dengan komunikasi yang baik setiap masalah yang ada akan terselesaikan dengan baik pula. Keterbukaan dan kejujuran antara suami dan istri menjadi modal mudahnya permasalahan mendapatkan solusi. Baik suami maupun istri perlu selalu belajar cara berkomunikasi yang disukai pasangannya. Dengan demikian lebih mudah menyampaikan sesuatu dan mencegah terjadinya perselisihan atau salah paham dengan pasangan. Setiap orang pasti ingin dimengerti namun menganggap orang lain sangat paham dengan yang kita rasakan adalah suatu kekeliruan. Jujur pada pasangan tentang perasaan kita, terbuka mengungkapkan permasalahan yang kita hadapi harus kita lakukan agar pasangan merasa bahwa dirinya ada dan penting dalam kehidupan kita.

Sebagai manusia tentu suami ataupun istri memiliki rasa marah, sedih, dan kecewa. Hendaknya ketika perasaan marah mendera sebaiknya kita menahan diri. Hindari meluapkan perasaan marah dengan berkata-kata yang mungkin saja dapat menyakiti perasaan pasangan kita. Ingat, kata-kata yang sudah terlanjur keluar tidak dapat ditarik kembali dengan kata ‘maaf’ sekalipun. Hati yang terlanjur terluka dengan kata-kata akan sulit terobati. Oleh karena itu, kendalikan diri sekuat mungkin, jernihkan pikiran, redakan amarah terlebih dahulu sebab jika tidak itu akan menjadi penyesalan yang tak berujung. 

Rasa saling percaya harus ada di antara pasangan suami istri. Mencintai bukan berarti mendekap erat tanpa memberi ruang untuk berekspresi atau beraktualisasi. Dengan memberi kesempatan dan kepercayaan pada pasangan untuk berekspresi dan mengaktualisasikan diri berarti kita telah menunjukkan betapa kita sangat mengapresiasi potensi yang dimiliki oleh pasangan kita. Kepercayaan yang kita berikan akan memotivasi pasangan untuk selalu menjaganya. Terlalu banyak larangan justru akan mengekang dan memberikan rasa tidak nyaman pada pasangan.

Bagaimana kita ingin diperlakukan kurang lebih seperti itu juga yang diinginkan oleh pasangan kita. Berempati pada kondisi pasangan akan meningkatkan rasa kasih sayang. Hindari membicarakan masalah yang telah lewat dan selesai karena akan menimbulkan rasa tidak nyaman. Siapapun pernah melakukan kesalahan dalam mengambil keputusan ataupun melakukan  tindakan.  Dengan mengungkit itu semua akan menimbulkan bad mood pasangan dan merusak suasana.

Berawal dari sikap konsisten pada komitmen pernikahan dan disertai upaya-upaya menjaga komunikasi dengan pasangan diharapkan mampu menciptakan hubungan yang harmonis dalam rumah tangga. Rasa kasih dan sayang tidak hanya terungkap dalam kata namun terealisasi penuh makna dalam aksi nyata.

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

128 Tahun BRI Tumbuh Hebat dan Kuat

Kasih Ibu Segera Sampai dengan JNE Super Speed

Tentang Novel "Sehidup Sesurga" karya: Asma Nadia