Menjaga Komunikasi dengan Pasangan Agar Tetap Harmonis
Suasana harmonis dengan pasangan menjadi impian semua orang. Komunikasi memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah hubungan. Hubungan yang akan dibahas dalam artikel ini yakni hubungan dalam ikatan pernikahan. Komunikasi dengan pasangan menjadi kunci terciptanya rumah tangga yang harmonis. Suasana yang tercipta ketika saling bicara, menyampaikan dan mendengarkan keluh kesah pasangan akan menjadi momentum yang mengesankan dan mendekatkan satu sama lain.
Saat
ini pasangan suami istri menghadapi tantangan yang cukup besar dalam membina
hubungan. Berkurangnya kesempatan untuk saling berkomunikasi semakin nyata
dengan hadirnya kesibukan di dunia kerja masing-masing. Mengingat saat ini
merupakan suatu kelaziman ketika suami istri aktif berkarya dan mengaktualisasikan
diri dengan potensinya masing-masing. Kesempatan untuk sekedar berdiskusi atau
bersenda gurau dengan pasangan semakin berkurang menyebabkan suasana hubungan
menjadi tidak sehat. Keberadaan gadget
juga menjadi pemicu buruknya komunikasi dengan pasangan. Penggunaan gadget
untuk urusan pekerjaan, bermedia sosial, atau sekedar bermain game yang dilakukan tanpa mengenal waktu
menjadi faktor penyebab renggangnya suatu hubungan dalam rumah tangga.
Lalu
bagaimana upaya menjaga komunikasi dengan pasangan tetap terjaga dengan baik? Ada
baiknya kita ingat kembali bahwa tujuan pernikahan adalah untuk membangun rumah
tangga yang sakinah mawaddah wa rahmah yang artinya ada relasi antara suami dan
istri yang dilandasi dengan rasa cinta serta dipenuhi kasih sayang demi
tercapainya rumah tangga yang
memberikan ketenangan dan ketentraman hidup. Sebagaimana tercantum dalam Al Qur’an Surat Ar-Ruum ayat
21 yang artinya “Dan di antara tanda-tanda
kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri,
supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di
antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.“ (QS : Ar-Ruum:21).
Komitmen pada tujuan pernikahan membuat pasangan suami istri selalu menjaga
agar hubungan dalam rumah tangga selalu harmonis. Apapun akan diupayakan untuk
saling memberi kenyamanan dan kebahagiaan lahir dan batin.
Mendengarkan
dengan sungguh-sungguh pasangan yang bercerita tentang apapun yang dihadapinya
hari ini. Bisa jadi ini adalah hal kecil namun dapat memberi dampak besar. Respon
yang kita berikan membuat pasangan merasa mendapat perhatian dan dipentingkan. Seyogyanya respon yang kita berikan
berupa respon aktif terhadap apa yang
dia sampaikan bukan sekedar anggukan atau kata “oh”…”iya”…yang menunjukkan
ketidakpedulian atau cuek. Sejenak
tinggalkan gadget dan fokuslah pada pasangan.
Obrolan-obrolan dan candaan sederhana dapat mempererat hubungan suami istri. Tidak
hanya berkeluh kesah namun sampaikan juga pujian atas capaian pasangan atau
apapun yang membuat kita bahagia memilikinya.
Quality time bukanlah
waktu yang dijadwalkan akan tetapi setiap saat bisa menjadi waktu yang
berkualitas untuk hubungan pasangan suami istri. Obrolan tentang hal-hal yang ga mutu dan candaan sederhana justru
menjadi suatu hal yang istimewa yang dapat menciptakan suasana hangat. Komunikasi
antara suami dan istri hendaknya tidak hanya secara verbal saja. Sentuhan fisik
seperti cium kening dan pelukan sebelum berangkat dan sepulang bekerja dapat
menambah kehangatan dan keharmonisan rumah tangga.
Dalam kehidupan
berumah tangga pastilah ada permasalahan yang timbul. Dengan komunikasi yang
baik setiap masalah yang ada akan terselesaikan dengan baik pula. Keterbukaan
dan kejujuran antara suami dan istri menjadi modal mudahnya permasalahan
mendapatkan solusi. Baik suami maupun istri perlu selalu belajar cara berkomunikasi
yang disukai pasangannya. Dengan demikian lebih mudah menyampaikan sesuatu dan
mencegah terjadinya perselisihan atau salah paham dengan pasangan. Setiap orang
pasti ingin dimengerti namun menganggap orang lain sangat paham dengan yang kita
rasakan adalah suatu kekeliruan. Jujur pada pasangan tentang perasaan kita,
terbuka mengungkapkan permasalahan yang kita hadapi harus kita lakukan agar
pasangan merasa bahwa dirinya ada dan penting dalam kehidupan kita.
Sebagai manusia
tentu suami ataupun istri memiliki rasa marah, sedih, dan kecewa. Hendaknya
ketika perasaan marah mendera sebaiknya kita menahan diri. Hindari meluapkan
perasaan marah dengan berkata-kata yang mungkin saja dapat menyakiti perasaan
pasangan kita. Ingat, kata-kata yang sudah terlanjur keluar tidak dapat ditarik
kembali dengan kata ‘maaf’ sekalipun. Hati yang terlanjur terluka dengan
kata-kata akan sulit terobati. Oleh karena itu, kendalikan diri sekuat mungkin,
jernihkan pikiran, redakan amarah terlebih dahulu sebab jika tidak itu akan
menjadi penyesalan yang tak berujung.
Rasa saling
percaya harus ada di antara pasangan suami istri. Mencintai bukan berarti
mendekap erat tanpa memberi ruang untuk berekspresi atau beraktualisasi. Dengan
memberi kesempatan dan kepercayaan pada pasangan untuk berekspresi dan
mengaktualisasikan diri berarti kita telah menunjukkan betapa kita sangat
mengapresiasi potensi yang dimiliki oleh pasangan kita. Kepercayaan yang kita
berikan akan memotivasi pasangan untuk selalu menjaganya. Terlalu banyak
larangan justru akan mengekang dan memberikan rasa tidak nyaman pada pasangan.
Bagaimana kita
ingin diperlakukan kurang lebih seperti itu juga yang diinginkan oleh pasangan
kita. Berempati pada kondisi pasangan akan meningkatkan rasa kasih sayang.
Hindari membicarakan masalah yang telah lewat dan selesai karena akan
menimbulkan rasa tidak nyaman. Siapapun pernah melakukan kesalahan dalam
mengambil keputusan ataupun melakukan
tindakan. Dengan mengungkit itu
semua akan menimbulkan bad mood pasangan
dan merusak suasana.
Berawal dari sikap
konsisten pada komitmen pernikahan dan disertai upaya-upaya menjaga komunikasi
dengan pasangan diharapkan mampu menciptakan hubungan yang harmonis dalam rumah
tangga. Rasa kasih dan sayang tidak hanya terungkap dalam kata namun
terealisasi penuh makna dalam aksi nyata.
Komentar
Posting Komentar