KAJIAN PRAGMATIK:PENGGUNAAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM GRUP WHATSAPP “INTENSIVE CLASS”
Oleh: Pipiet Palestin Amurwani
Abstrak
Tujuan
penelitian ini adalah mendeskripsikan penggunaan prinsip kesantunan berbahasa
yang diterapkan di dalam sebuah grup whatsapp
“Intensive Class”. Pengumpulan data dilakukan dengan metode simak diikuti
dengan teknik catat. Peneliti menemukan penggunaan serta pelanggaran prinsip
kesantunan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat penggunaan prinsip
kesantunan berupa keenam maksim yaitu maksim kebijaksanaan, maksim pujian,
maksim kedermawanan, maksim kecocokan, maksim kerendahan hati dan maksim
kesimpatian. Pelanggaran yang ditemukan yaitu berupa pelanggaran terhadap
maksim kebijaksanaan.
Kata kunci: kesopanan, maksim, pragmatik
Pendahuluan
Bahasa
merupakan alat yang digunakan manusia untuk menyampaikan ide atau gagasan ke
dalam bentuk lisan atau tulisan. Manusia menggunakan bahasa sebagai alat
komunikasi karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa lepas dari
peran manusia yang lain. Penggunaan gaya bahasa atau diksi mencerminkan sifat dan karakter seseorang. Hal ini
dikarenakan dalam berbahasa setiap orang
memiliki kebebasan dalam
menggunakan pilihan kata atau
diksi yang mengandung
makna sesuatu, sehingga maksud
dari penggunaan bahasa tersebut
dapat tersampaikan.
Dalam
aktivitas berkomunikasi terdapat aturan dan kaidah yang menjadi pedoman dan
wajib dipertimbangkan agar pesan yang disampaikan dari penutur kepada mitra
tuturnya, diterima dengan baik. Seperti pendapat Wittgenstein bahwa bahasa digunakan manusia dalam berbagai bidang
kehidupan, dan dalam setiap kehidupan manusia itu memiliki aturan penggunaan
masing-masing (Wittgenstein,1953). Komunikasi
merupakan tindakan sosial yang terjadi dengan bantuan prinsip-prinsip dan norma
yang berlaku, dan hal itu dipahami oleh penutur dan mitra tuturnya. Apabila
kaidah dan aturan kebahasaan tidak terpenuhi maka pesan dalam komunikasi tidak
tersampaikan dengan baik. Hal itu seringkali menjadi penyebab terjadinya
kesalahpahaman bahkan konflik. Salah satu kaidah yang harus dipatuhi oleh
penutur adalah prinsip kesantunan berbahasa. Kesantunan atau kesopanan
merupakan elemen keberterimaan dalam interaksi antarpengguna bahasa. Tertuang
dalam KBBI Daring(Kemendikbud,2016) bahwa kesantunan atau kesopanan dimaknai
dengan 1) adat sopan santun; tingkah laku (tutur kata) yang baik; tata krama;
2) keadaban;peradaban; 3) kesusilaan. Sedangkan menurut Leech (1993, h. 161),
sopan santun berbahasa diartikan adat sopan santun tutur kata yang baik yang
mengaitkan daya dan makna.
Saat ini komunikasi
terjadi tidak hanya secara langsung dalam arti tatap muka. Namun, seringkali
komunikasi terjadi di dunia digital melalui aplikasi-aplikasi digital atau
media sosial seperti facebook, whatsapp, dan lain sebagainya. Grup –
grup komunitas juga banyak dibuat untuk memudahkan komunikasi dalam komunitas
itu sendiri. Penelitian ini dilakukan dengan mengobservasi
percakapan-percakapan yang terjafi media sosial whatsapp. Whatsapp merupakan aplikasi pesan singkat smartphone yang fungsinya hamper sama dengan aplikasi SMS
yang biasa kita gunakan di ponsel lama.
Penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan prinsip kesantunan berbahasa yang digunakan dalam sebuah grup
whatsapp “Intensive Class”. Grup
tersebut merupakan sebuah grup khusus wali murid di sebuah sekolah dasar swasta
yaitu SD Muhammadiyah 01 Tanggul khususnya kelas I Ali Bin Abi Thalib. Di
dalamnya terdapat 26 peserta termasuk guru kelas dan beberapa guru yang
terlibat dalam kegiatan belajar mengajar di kelas tersebut. Grup ini dibuat pada tanggal 10 agustus 2018 dan percakapan dimulai tanggal
11 agustus 2018 sampai dengan 10 April 2019. Tujuan dibuatnya grup tersebut
adalah untuk memudahkan pihak sekolah dalam menyampaikan informasi kepada wali
murid dan juga memudahkan wali murid menyampaikan aspirasinya kepada sekolah.
Ada beberapa penelitian
sebelumnya yang membahas tentang prinsip kesopanan diantaranya Silvia Wina
Putri, Erizal Gani, Syahrul R (2019) yang
mendeskripsikan prinsip kesantunan yang digunakan oleh Najwa Shihab dalam acara
Talk Show –nya; Ali Kusno dan Abdul
Rahman (2016) yang mendeskripsikan pelanggaran prinsip kesantunan yang
dilakukan oleh Ustadz Yusuf Mansur, yang merupakan salah satu penceramah agama
terkenal di Indonesia; Nurjamily (2017) tentang penerapan kesantunan berbahasa
dalam keluarga. Terdapat perbedaan antara penelitian-penelitian tersebut dengan
penelitian yang akan dilakukan ini yaitu percakapan terjadi di dunia maya
melalui aplikasi whatsapp sehingga
para penutur tidak secara langsung bertatap muka dalam bercakap-cakap.
Penelitian
ini diharapkan dapat memberi kontribusi secara teoritis untuk memperkaya dan memperluas tema penelitian
dalam bidang bahasa khususnya pragmatik. Selain itu, diharapkan hasil
penelitian ini bisa memberikan informasi mengenai penggunaan prinsip kesantunan
yang terjadi di media daring atau online.
Lebih jauh lagi, diharapkan penelitian ini dapat memunculkan kesadaran
masyarakat untuk lebih bijak dalam berkomunikasi menggunakan media sosial.
Metodologi
Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif kualitatif. Peneliti menganalisis
penerapan dan pelanggaran prinsip kesantunan di dalam percakapan yang terjadi
di dalam grup whatsapp. Subyek
penelitian adalah anggota grup whatsapp bernama
“Intensive Class”. Data yang
diperoleh berupa tuturan yang berbentuk bahasa tulis. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode simak yaitu menyimak penggunaan bahasa.
Istilah menyimak di sini tidak hanya berkaitan dengan penggunaan bahasa secara
lisan, tetapi juga penggunaan bahasa secara tertulis (Mahsun;2005 h. 92). Adapun teknik yang digunakan adalah teknik
catat. Peneliti menyimak tiap tuturan yang diketikkan penutur di dalam grup. Proses
selanjutnya adalah pencatatan tuturan yang termasuk dalam data penelitian. Setelah
itu, data tersebut dianalisa dan dikelompokkan ke dalam maksim-maksim yang
terdapat dalam prinsip kesantunan.
Dalam
menganalisa data, penulis menggunakan pendekatan secara studi pustaka yaitu
dengan membaca teori-teori yang berkaitan dengan prinsip kesantunan berbahasa.
Peneliti menginterpretasikan data dan mengelompokkannya ke dalam maksim –
maksim dalam prinsip kesantunan dengan merujuk ke teori mengenai prinsip
kesantunan berbahasa. Adapun menurut Leech maksim
kesantunan dalam prinsip pragmatik adalah (1) maksim kebijaksanaan/kearifan
(tact maxim), (2) maksim kedermawanan (generosity maxim), (3) maksim penerimaan/pujian
(approbation maxim), (4) maksim kerendahan hati (modesty maxim), (5) maksim
kecocokan/kesepakatan (agreement maxim), (6) maksim kesimpatian (sympathy
maxim) (Leech;1993).
Hasil dan Pembahasan Penelitian
Berikut adalah percakapan-percakapan dan situasi yang terdapat
dalam grup Intensive Class yang termasuk
ke dalam penerapan prinsip-prinsip pragmatik yang terjadi sejak 10 Agustus 2018
sampai dengan 10 April 2019:
(1)
15/08/18 06.35 - Usi: Hari ini apa bawa al islam sm bhs arab jg???
15/08/18 07.31 - Bu
Indra: 👆🏼 bun sudah ada infonya😊
15/08/18 07.33 -
Usi: Owh..nggih bu...sy pikir krn pulang pagi...ga bawa🙈🙏🏻
Situasi
dari percakapan di atas yaitu penutur Usi menanyakan apakah hari itu anak-anak
disuruh membawa buku al islam dan bahasa arab. Padahal hal itu telah diumumkan
dipercakapan sebelumnya.
(2)
31/08/18 11.15 - Usi: Alhamdulillaaah...Selamat Buat Kelas Ali Bin
Abi Thalib...borong juara...😍👏🏻👏🏻
31/08/18 11.19 - Bu Indra: Alhamdulilah atas ijin Allah kelas Ali
bin abi thalib mendapat juara dalam
beberapa kriteria d antaranya:……
Situasi percakapan di atas adalah pada bulan Agustus diadakan
lomba-lomba antar kelas dan kelas Ali bin Abi Thalib meraih banyak juara.
(3)
31/08/18 11.30 - Bunda Haura: Alhamdulillah,,terimakasih ustadzah
indra dan ustadzah aisyah yg sudah membimbing putra putri kami sehingga bisa
jadi juara,, semoga senantiasa diberi kesehatan sehingga bisa terus mendidik
dan mendampingi putra putri kami dalam belajar. Aamiin. 🙏🏻☺☺
…….
31/08/18 11.36 - Bu Indra: Terima kasih atas kerja sama untuk para
orang tua yg sudah mendukung kegiatan ini sehingga kelas Ali bin Abi Thalib
mendapat juara😘😘😘👍🏼👍🏼👍🏼
Situasi dari percakapan di atas adalah masih berhubungan dengan
lomba di bulan Agustus kelas Ali bin Abi Thalib meraih banyak juara.
(4)
11/10/18 06.00 - Bunda Haura: Assalamu'alaikum,, mohon ijin
ustadzah, dan bu indra, aura tidak masuk karena sakit pasca didorong sama naswa
kemaren.
11/10/18 08.15 - Uti Nasywa: Ya Allah bu apaxa yg sakit bu
11/10/18 08.16 - Uti Nasywa: Rumah jenengan dimana
11/10/18 08.16 - Uti Nasywa: Saya mohon maaf yg tiada terhingga
atas kesalahan nasywa
11/10/18 16.04 - Bu Indra: Bunda semua kita tau bhwa dunia ank penuh
dg goresan kisah yg terkadng kita yg dewasa tdk menyangka, tp asal dketahui
jika terjadi pertengkaran atau kjadian lain kita tdk blh lgsg menjustis si ank
karena Allh menciptakan hambanya dg kekurgan dan klebihan yg berbeda dan dunia
ank dunia yang ceria tidak memiliki perasaan dendam, sekali bertengkar tidak
usah menunggu satu jam mereka akan berteman lagi karena kita selalu mengajari
kerukunan dan saling mengalah. Mohon untuk kita renungi bersama, mhon maaf jika
dalam pengawasan kita di kelas masih kurang. Kami terbuka jika para org tua ada
kritikan dan masukan demi kebaikan kita kelas ALI BIN ABI THALIB kedepan.matur
nuwun
Situasi percakapan ini adalah Bunda Haura minta ijin putrinya
tidak masuk sekolah karena sakit dan menambahkan informasi bahwa putrinya telah
didorong oleh Nasywa.
(5)
15/11/18 16.46 - Mama Ayub: iya bun banyak ini di rumah apa ini
cukup 1 kls
…..
15/11/18 16.51 - Mama Ayub: Pa ini masih kurang Bu??
15/11/18 16.52 - Ana Smp1: 👏makasih bunda ayyub...😘😊
Situasi percakapan di atas adalah Bu Indra sebagai guru kelas
mengumumkan bahwa anak-anak diberi tugas untuk membawa batang daun papaya. Mama
Ayub menawarkan batang papaya untuk anak-anak satu kelas.
(6)
17/11/18 06.26 - Uti Nasywa: memang bener bu , semua itu saya yang
salah, saya gagal fokus karena banyak
pekerjaan yang harus diselesaikan ,yang saya sesalkan itu dari pihak
lembaga kok gak ada tanggapan ada siswa
yg gak masuk tanpa ada keterangan sama sekali selama dua hari dan harinya sama,
sedangkan ini kelas khusus yang jumlah muridnya 15, sedangkan gurunya bukan
cuma 1, mohon maaf seandainya ini terjadi pada panjenengan dan kesalahan ada di panjenengan tanpa ada yang mengingatkan ! Bagaimana perasaan
jenengan ?
17/11/18 06.29 - Uti Nasywa: Mohon maaf sekali lagi mohon maaf 🙏🙏🙏.
17/11/18 06.58 - Bu Indra: Nggeh bunda atas nama smua guru
pembimbing di kelas saya mhon maaf atas kesalahan ini karena biasanya ada dari
pihak TU yg mengabsen dan walmur langsung mendapat info dr Sipinter program
sekolah, saya ternyata ternyata dengan segala kesiapan lomba terlambat absen.
Terima kasih juga atas masukan yang sudah njenengan berikan utk
kami terutama saya pribadi ini adalah ilmu yang akan mengantarkan saya supaya lebih
baik lagi menjadi seorang pendidik. Semoga Allah memberikan kita wasilah untuk
tetap menjadi hamba yang beriman jauh dari sifat madzmumah...amiiin
Situasi percakapan di atas adalah Uti Nasywa mengeluhkan pihak
sekolah dalam hal ini guru karena tidak menanyakan ketidakhadiran cucunya dua
hari yang sama di sekolah. Pihak sekolah pun mengira Nasywa tidak hadir karena
ada kepentingan keluarga karena sebelumnya Nasywa mengatakan pada guru bahwa
dia akan bepergian. Guru mengira Uti Nasywa lupa membuat surat ijin karena
pengumuman yang diberikan sebelumnya bukan mengenai libur sekolah seperti yang
dipahami Uti Nasywa.
(7)
21/01/19 12.54 - Bunda Jadid: Allhamdulillah selamat ya haura ,
selamat ya bunda dan ayah haura, selamat jg buat bu guru dan ustadzah "
….
21/01/19 12.59 - Bunda Farhan: Masya Allah👏🏻👏🏻👏🏻hebat
sekali nak Alhamdulillah Selamat ya haura
….
21/01/19 13.01 - Usi: kecil2 cabe rawit..alhamdulillah...hebat...👍🏻👍🏻
21/01/19 13.01 - Bu Indra: Alhamdulilah selamat ya nak ..👍🏼👍🏼👍��🤲🏽
….
21/01/19 13.14 - Bunda Layin: Alhamdulillah...selamat tuk ananda
haura, ustadzah2 dan ayahbundanya...👍👍
21/01/19 13.50 - Bunda Haura: Alhamdulillah,,, barokallah,,,
terimakasih atas do'a bunda2 semuanya,, terimakasih juga pada ustadzah aisyah,
ustadzah lina, Dan bu indra sudah dengan sabar dan telaten membimbing aura
selama ini 🙏🙏🙏🙏🙏
21/01/19 15.31 - Bu Indra: Amiiiin ya robbal alamin
Alhamdulilah
bunda semua ini adalah anugrah yang Allah berikan pada kita semua, ini adalah
hadiah kita bersama.terima kasih kami haturkan atas kerja samanya sehingga kita
bisa memperoleh hasil yang membanggakan🤲🏽👍🏼👍🏼👍🏼
Situasi percakapan di atas adalah beberapa anggota grup
mengucapkan selamat kepada Haura karena telah menjuarai lomba tingkat kecamatan
mewakili sekolah.
(8)
23/02/19 02.42 - Uti Nasywa: Ass wr wb .bagi ibuk" yg
putranya belum dapat tanah liat monggo nasywa punya lebih mungkin bisa untuk
tiga org
(9)
23/02/19 13.54 - pipietpalestin: Monggo ke rumah bun... ezra punya
..cukup insyaallah... manggisan timur gang pabrik roti
…
23/02/19
14.29 - Bunda Layin: Kalau ndak tau rumah ezra dirumah juga ada
Situasi kedua percakapan di atas adalah guru memberi tugas anak-anak
supaya membuat karya tiga dimensi dari tanah liat dibantu orang tua selama
libur sekolah.
(10)
27/02/19 09.20 - Bunda Farhan: Kalo mau punya farhan bisa dipake ustdzah
……
……
27/02/19 09.21 - Bunda Farhan: Kalo berkenan monggo pake punya
farhan bu
………
27/02/19 09.26 - Bunda Hasna: Ya da tak kesana lagi....ada yg mau
nitip
……
27/02/19 10.02 - Uti Nasywa: Untuk pernak pernik kita pakek bareng
"nggih
……
27/02/19 13.01 - Uti Nasywa: Tadi saya beli lagi bulu ayamnya 1 kl ada yg membutuhkan monggo
……
28/02/19 10.55 - Uti Nasywa: khusus bulu ayam saja tuk pernak
perniknya gak usah bu
Situasi percakapan di atas adalah guru memberi tugas anak-anak
untuk membawa bulu ayam berwarna, pita dan pernak-pernik hiasan untuk membuat
prakarya di sekolah.
Bentuk Kesantunan
Berbahasa dalam Percakapan Grup Whatsapp
“Intensive Class”
Pada data (1) berikut terdapat
penggunaan prinsip kesantunan yang dituturkan oleh penutur “Bu Indra” yaitu
berupa penggunaan maksim kesepakatan/kecocokan, terlihat pada tuturan berikut;
(1)
15/08/18 06.35 - Usi: Hari ini apa bawa al islam sm bhs arab jg???
15/08/18 07.31 - Bu
Indra: 👆🏼 bun sdah da infonya😊
15/08/18 07.33 - Usi: Owh..nggih bu...sy
pikir krn pulang pagi...ga bawa🙈🙏🏻
Percakapan
di atas merupakan penggunaan prinsip kesantunan yaitu maksim
pemufakatan/kecocokan karena pada tuturan ini, penutur (Bu Indra) menuturkan bun sudah da infonya ( bu, sudah ada
infonya), di sini nampaknya tidak menjawab pertanyaan dari mitra tuturnya
(usi), namun keduanya telah saling memahami apa yang dimaksud yaitu bahwa
jawaban atas pertanyaan penutur (usi) telah diumumkan sebelumnya. Oleh karena
itu tuturan di atas termasuk ke dalam maksim kecocokan, yaitu memaksimalkan
kecocokan antara penutur dan petutur (Leech;1993).
Pada data (2) berikut ini terdapat
penggunaan prinsip kesantunan yang dituturkan oleh penutur Usi
memberikan ucapan selamat pada kelas Ali bin Abi Thalib yang telah
menerima banyak penghargaan atas lomba-lomba. Bentuk kesantunan yang digunakan
yaitu maksim penghargaan/pujian (approbation
maxim). Sedangkan penutur Bu Indra juga menggunakan prinsip kesantunan
berupa maksim kerendahan hati. Penutur Bu Indra merendahkan hati dan tidak
mengatakan keberhasilan siswa didiknya sebagai hasil usahanya mengajar mereka,
akan tetapi sebagai ijin Allah.selaras dengan pendapat Leech bahwa dalam maksim
kerendahan hati (modesty maxim) penutur
sesedikit mungkin memuji diri sendiri (Leech;1993). Hal itu terlihat pada percakapan berikut:
31/08/18 11.15 - Usi:
Alhamdulillaaah...Selamat Buat Kelas Ali Bin Abi
Thalib...borong
juara...😍👏🏻👏🏻
31/08/18 11.19 - Bu Indra: Alhamdulilah
atas ijin Allah kelas Ali bin abi
thalib mendapat juara dalam beberapa kriteria di
antaranya:……
Demikian juga pada data (3)
dan (7), di mana penutur Bu Indra menggunakan prinsip kesantunan yaitu maksim kerendahan
hati seperti berikut;
(3) 31/08/18 11.36 - Bu Indra: Terima kasih atas kerja sama untuk
para orang tua yg sudah mendukung kegiatan ini sehingga kelas Ali bin Abi
Thalib mendapat juara😘😘😘👍🏼👍🏼👍🏼
(7) 21/01/19 15.31 - Bu Indra: Amiiiin ya robbal alamin
Alhamdulilah
bunda semua ini adlh anugrah yg Allah berikan pd kita semua, ini adlh hadiah
kita bersama.terima kasih kami haturkan atas kerja smanya sehingga kita bs
memperoleh hasil yg membanggakan🤲🏽👍🏼👍🏼👍🏼
Dari
kedua data di atas, terlihat bahwa penutur Bu Indra tidak membangga-banggakan
dirinya sebagai guru atas prestasi yang diraih anak didiknya, melainkan
menyampaikan bahwa itu semua karena dukungan orang tua dan anugrah Allah. Sementara
itu, penutur Bunda Haura pada data (3) menggunakan prinsip kesantunan yang
berupa maksim penghargaan/pujian (approbation
maxim). Terlihat pada data berikut;
(3) 31/08/18 11.30 - Bunda Haura: Alhamdulillah,,terimakasih
ustadzah indra dan ustadzah aisyah yg sudah membimbing putra putri kami
sehingga bisa jadi juara,, semoga senantiasa diberi kesehatan sehingga bisa
terus mendidik dan mendampingi putra putri kami dalam belajar. Aamiin. 🙏🏻☺☺
Pada
data (7), terdapat penutur Usi yang menggunakan maksim pujian/penghargaan
seperti pada data berikut;
“21/01/19 12.54 - Bunda Jadid:
Allhamdulillah selamat ya haura , selamat
ya bunda dan ayah haura,
selamat jg buat bu guru dan ustadzah "
….
21/01/19 12.59 - Bunda Farhan: Masya Allah👏🏻👏🏻👏🏻hebat
sekali nak Alhamdulillah Selamat ya haura
….
21/01/19 13.01 - Usi: kecil2 cabe rawit..alhamdulillah...hebat...👍🏻👍🏻
….
….
21/01/19 13.14 - Bunda Layin: Alhamdulillah...selamat tuk ananda
haura, ustadzah2 dan ayahbundanya...👍👍”
Dalam
maksim pujian (approbation maxim), penutur memaksimalkan pujian pada orang lain
(Leech;1993). Di sisi lain penutur Bunda Jadid, Bunda farhan, dan Bunda Layin
menggunakan maksim kesimpatian (sympathy
maxim) dengan mengucapkan selamat kepada Haura. Dalam maksim kesimpatian
penutur memaksimalkan rasa simpatikepada orang lain (Leech;1993).
Pada data (4), terdapat pelanggaran
prinsip kesantunan yang dilakukan oleh penutur Bunda Haura ketika mengatakan Assalamu'alaikum,,
mohon ijin ustadzah, dan bu indra, aura tidak masuk karena sakit pasca didorong
sama naswa kemaren. Kata-kata pasca
didorong sama (oleh)naswa dinilai tidak sopan karena secara langsung
menuduh penyebab sakitnya adalah karena didorong naswa. Seharusnya, Bunda Haura
klarifikasi secara pribadi terlebih dahulu dengan guru sehingga diketahui
kejelasannya. Dalam hal ini, penutur Bunda Haura telah melanggar maksim
kebijaksanaan karena telah meminimalkan keuntungan pada orang lain dan
memaksimalkan keuntungan pada diri sendiri dengan membebankan sesuatu penyebab
kejadian pada orang lain. Pada data yang sama, penutur Bu Indra menjadi sosok
yang sangat bijak dengan menerapkan maksim kebijaksanaan yaitu memaksimalkan
keuntungan pihak lain dalam hal ini kedua penutur yang sedang bertikai. Penutur
Bu Indra menyampaikan bahwa kejadian itu merupakan kelalaiannya, dengan
berkata mohon maaf jika dalam pengawasan kita di kelas masih kurang. Kami
terbuka jika para orang tua ada kritikan dan masukan demi kebaikan kita kelas
ALI BIN ABI THALIB kedepan. Maksim kebijaksanaan/kearifan (tact maxim) adalah maksim di mana
penutur memaksimalkan keuntungan pada orang lain ( Leech;1993).
Pelanggaran
prinsip kesantunan juga terdapat pada data (6) yaitu ketika penutur Uti Nasywa menuturkan
“…yang saya sesalkan itu dari pihak lembaga kok gak ada tanggapan
ada siswa yg gak masuk tanpa ada
keterangan sama sekali selama dua hari dan harinya sama, sedangkan ini kelas
khusus yang jumlah muridnya 15, sedangkan gurunya bukan cuma 1…”
Tuturan di atas menunjukkan
bahwa penutur Uti Nasywa hanya memaksimalkan keuntungan pada dirinya sendiri
dan mengurangi keuntungan pada orang lain dalam hal ini adalah guru kelas, Bu
Indra. Hal itu berlawanan dengan pengertian maksim kebijaksanaan yaitu
memaksimalkan keuntungan pada orang lain dan meminimalkan keuntungan diri
sendiri. Dalam hal ini, penutur Uti Nasywa menyalahkan pihak sekolah secara
langsung tanpa melakukan klarifikasi terlebih dahulu. Padahal sesuatu yang
dipersoalkan sebenarnya telah diumumkan sebelumnya di grup tersebut. Akan
tetapi, penutur Uti Nasywa tidak mengikuti informasi terkait.
Pada data (5), terdapat
prinsip kesantunan berupa maksim kedermawanan yang dituturkan oleh penutur Mama
ayub, yaitu iya bun banyak ini di rumah
apa ini cukup 1 kls. Penutur Mama Ayub menawarkan batang daun papaya untuk
digunakan sebagai bahan prakarya di kelas. Dengan mengatakan hal itu, Mama Ayub
mengurangi keuntungan dirinya sendiri karena akan repot mengambil dan
membawakan batang daun papaya ke sekolah. Hal yang sama terdapat pada data (8),
(9), dan (10).
Pada data (8), penutur Uti
Nasywa menawarkan tanah liat untuk anggota grup yang lain. Penutur
memaksimalkan keuntungan untuk orang lain dengan menuturkan bagi ibuk" yg putranya belum dapat
tanah liat monggo nasywa punya lebih mungkin bisa untuk tiga orang (bagi
ibu-ibu yang yang putranya belum mendapatkan tanah liat, silahkan Nasywa punya
lebih mungkin bisa untuk tiga orang).
Data (9) juga menunjukkan penutur
pipietpalestin dan Bunda Layin menggunakan prinsip kesantunan khususnya maksim
kedermawanan. Kedua penutur memaksimalkan keuntungan untuk orang lain dengan
menawarkan tanah liat, seperti terlihat pada data di bawah ini;
(9) “23/02/19 13.54 - pipietpalestin: Monggo ke rumah bun... ezra
punya ..cukup insyaallah... manggisan timur gang pabrik roti
…
23/02/19
14.29 - Bunda Layin: Kalau ndak tau rumah ezra dirumah juga ada”
Demikian juga pada
data (10), terdapat tiga penutur yang menggunakan maksim kedermawanan yaitu
penutur Bunda Farhan, Bunda Hasna dan Uti Nasywa seperti terlihat pada
percakapan di bawah ini;
(10) 27/02/19
09.20 - Bunda Farhan: Kalo mau punya farhan bisa dipake ustdzah
……
……
27/02/19 09.21 - Bunda Farhan: Kalo berkenan monggo (silakan) pake
punya farhan bu
………
27/02/19 09.26 - Bunda Hasna: Ya da tak kesana lagi....ada yg mau
nitip
……
27/02/19 10.02 - Uti Nasywa: Untuk pernak pernik kita pakek bareng
"nggih
……
27/02/19 13.01 - Uti Nasywa: Tadi saya beli lagi bulu ayamnya 1 kalo ada yg membutuhkan monggo
…..
Pada maksim kedermawanan (generosity
maxim), penutur memaksimalkan keuntungan pada orang lain dan meminimalkan keuntungan pada diri sendiri
(Leech;1993).
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
dan pembahasan di atas, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat penerapan dan pelanggaran prinsip kesantunan dalam
percakapan yang dilakukan oleh anggota grup whatsapp
tersebut. Dalam percakapan yang dilakukan oleh para anggota grup ditemukan
penerapan sekaligus pelanggaran prinsip kesantunan yaitu, penerapan prinsip
kesantunan yang ditemukan adalah maksim kebijaksanaan (tact maxim), maksim kecocokan (agreement
maxim), maksim pujian/penghargaan (approbiation
maxim), maksim kerendahan hati (modesty
maxim), maksim kedermawanan (generosity
maxim), dan maksim kesimpatian (sympathy
maxim). Ini berarti semua maksim
dalam prinsip kesantunan berbahasa digunakan dalam grup ini. Namun, selain
penggunaannya terdapat juga pelanggaran prinsip kesantunan yang ditemukan
yaitu, pelanggaran maksim kebijaksanaan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan
bahwa penggunaan kesantunan bahasa dalam percakapan grup “Intensive Class” sama-sama memenuhi dan melanggar prinsip
kesantunan. Namun pelanggaran kesantunan tidak dominan dilakukan sehingga
komunikasi di dalam grup tetap berjalan dengan baik.
Daftar
Pustaka
Buku
Leech,Geoffrey. 1993. Prinsip-Prinsip
Pragmatik. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Mahsun. 2007. Metode
Penelitian Bahasa: Tahapan strategi, metode, dan tekniknya. Jakarta:PT
RajaGrafindo Persada.
Wittgenstein, Ludwig. 1953.
Tractatus Logico Philosophus. Inggris: Routledge.
Artikel
Kusno,
Ali. Abd. Rahman. 2016. Bentuk-Bentuk Pelanggaran Prinsip Kesopanan dalam
Ceramah Keagamaan. Lingua, 11.UNNES.
Nurjamily,Wa
Ode.2015. Kesantunan Berbahasa Indonesia dalam Lingkungan Keluarga (Kajian
Sosiopragmatik). Jurnal Humanika, 3 (15).
Wina, Putri Silvia. Erizal Gani. Syahrul R. 2019. Penggunaan
Prinsip Kesantunan Berbahasa dalam Talk Show Mata Najwa Edisi “100 Hari Anies-Sandi
Memerintah Jakarta”. Lingua XV UNNES.
Internet
Kemdikbud. 2016. KBBI Daring. http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/kbbi/index.php
Komentar
Posting Komentar