KAJIAN DIALEKTOLOGI: RAGAM ISTILAH PERBANKAN PEGAWAI BANK DAN NASABAH

Oleh: Pipiet Palestin Amurwani


Abstrak

Selain ditinjau dari segi geografis, dialek dapat juga dilihat dari segi sosial misalnya usia, strata sosial, pekerjaan, dan ras. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apa saja istilah yang digunakan oleh pegawai bank berbeda dengan yang digunakan oleh nasabah, dan dalam situasi apakah istilah khusus itu digunakan. Metode yang digunakan adalah metode observasi dengan mengamati kegiatan transaksi di bank, sedangkan teknik yang digunakan adalah teknik wawancara. Responden yang diambil adalah pegawai bank dari salah satu bank pemerintah yang bertugas di tiga kantor unit yang berbeda dan juga beberapa nasabah yang sedang melakukan transaksi di bank. Pertanyaan yang diajukan pada para responden adalah istilah apa saja yang memiliki perbedaan dalam penyebutannya dengan nasabah, dan dalam situasi bagaimana istilah itu digunakan. Dari 20 hasil data istilah bank yang diperoleh, terdapat 11 data yang memiliki perbedaan istilah antara yang digunakan oleh pegawai bank dan nasabah. Namun demikian, pada situasi tertentu kedua belah melakukan kompromi dalam penggunaan istilah tersebut.

Kata Kunci: bahasa, variasi, bahasa perbankan, sosiodialektologi



1. Pendahuluan
            Bahasa selalu mengalami perkembangan dari waktu ke waktu, karena bahasa bersifat dinamis. Begitu juga dengan dialek. Hal ini memperkaya kajian keilmuan di bidang bahasa. Weijnen dkk. berpendapat bahwa dialek adalah sistem kebahasaan yang dipergunakan oleh satu masyarakat untuk membedakannya dari masyarakat lain yang bertetangga yang mempergunakan sistem yang berlainan walaupun erat hubungannya. Pendapat tersebut sangat relevan dengan pengertian dialek ditinjau dari segi geografis. Sebagai contohnya, bahasa Jawa terdapat beberapa dialek yaitu dialek Gresik, Blitar, Banyuwangi (Using), daerah tapal kuda, Yogyakarta, dan lain-lain. Contoh yang lain seperti bahasa Inggris memiliki dialek Amerika, Inggris, Australia, dan lain sebagainya.
            Selain ditinjau dari segi geografis, dialek dapat juga dilihat dari segi sosial misalnya usia, strata sosial, pekerjaan, dan ras. Richards, dkk. membatasi dialek sebagai variasi bahasa yang digunakan di sebaian negeri (dialek regional), atau oleh penduduk yang memiliki kelas sosial tertentu (dialek sosial), yang berbeda dalam beberapa kata, tatabahasa, dan atau pelafalan dari bentuk lain pada bahasa yang sama.
            Berdasarkan keterangan di atas mengenai dialek sosial, maka tulisan ini menguraikan hasil penelitian dialek sosial dilihat dari segi pekerjaan khususnya di bidang perbankan. Perbankan memiliki banyak istilah-istilah yang digunakan dalam operasional bank. Dari istilah-istilah tersebut, terdapat istilah-istilah khusus yang digunakan oleh pegawai bank yang berbeda dengan istilah yang digunakan oleh nasabah. Hal ini menunjukkan bahwa dialek sosial yang ada pada bidang perbankan lebih mengarah ke segi leksikal. Terdapat penelitian-penelitian terdahulu mengenai dialek sosial diantaranya; Ngalim (2006) tentang penyajian informasi peristilahan perbankan di Surakarta; Rahman (2008) tentang penyerapan istilah kedokteran; Tendegde (2015) tentang penggunaan dialek dalam pendidikan dan pengaruhnya pada pencapaian belajar siswa.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apa saja istilah yang digunakan oleh pegawai bank berbeda dengan yang digunakan oleh nasabah, dan dalam situasi apakah istilah khusus itu digunakan. Manfaat penelitian ini selain untuk memperkaya kajian dialektologi juga dapat menambah informasi kepada pembaca tentang istilah perbankan yang jarang diketahui masyarakat umum.
Metodologi Penelitian
            Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode observasi dengan mengamati kegiatan transaksi di bank, sedangkan teknik yang digunakan adalah teknik wawancara. Metode yang digunakan peneliti merupakan metode yang paling mudah dan popular digunakan dalam penelitian dialek sosial yaitu penarikan sampel dengan mengambil individu yang paling gampang di dapat. Dalam hal ini peneliti memiliki beberapa kolega di lingkungan penelitian. Sumber data adalah pegawai bank dari salah satu bank pemerintah yang bertugas di tiga kantor unit yang berbeda dan juga beberapa nasabah yang sedang melakukan transaksi di bank. Sebagaimana pendapat Mahsun bahwa sumber data haruslah dapat mencerminkan keterwakilan populasi penelitian (Mahsun,2012:234). Pertanyaan yang diajukan pada para responden adalah istilah apa saja yang memiliki perbedaan dalam penyebutannya dengan nasabah, dan dalam situasi bagaimana istilah itu digunakan. Data dicatat kemudian didefinisikan sesuai dengan kamus istilah perbankan. Kemudian data tersebut dikelompokkan dan dianalisis sesuai dengan kebutuhan penelitian.
Hasil dan Pembahasan
            Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa terdapat banyak sekali istilah-istilah dalam bidang perbankan. Namun, dalam penelitian ini terdapat 20 istilah yang didapatkan dari proses wawancara di bank (data terlampir).  Wawancara dilakukan terhadap beberapa pegawai bank dan nasabah. Dalam proses observasi peneliti mendapatkan 20 data istilah yang sering digunakan dalam operasional sehari-hari. Semua istilah tersebut digunakan dalam operasional perbankan, baik dalam komunikasi dengan sesama pegawai bank ataupun dengan  nasabah. Namun tidak semua istilah itu dimengerti oleh nasabah. Nasabah memiliki kosakata sendiri dalam menyebut istilah tersebut. Pemaknaan data didapat dari penggunaan aplikasi pencarian internet yaitu di alamat http://akuntansikeuangan.com/istilah-perbankan/.
Hasil wawancara kepada para responden nasabah yaitu terdapat beberapa istilah perbankan yang berbeda istilah dengan yang digunakan oleh para pegawai bank, seperti terlihat pada table di bawah ini;
No.
Istilah yang digunakan pegawai bank
Istilah yang digunakan nasabah
Makna
1.




2.




3.



4.




5.

6.








7.







8.


9.



10.





11.






Agunan




AO ( Accounting Officer)



Bilyet



DH (Daftar Hitam)



Debitur

Kartu debit








Kredit







NPL (Non perform loan )

Realisasi



Savings





Transfer




Jaminan




Mantri




Buku deposito


Kredit macet




Peminjam

ATM








Hutang







Kredit macet


Pencairan



Tabungan





Kirim
  1. Jaminan yang diserahkan nasabah debitur kepada bank dalam rangka pemberian fasilitas kredit atau pembiayaan.

  1. Petugas bank yang bertugas melakukan survey pinjaman, mencari tabungan, mencari nasabah baru dan menagih kredit macet.
  2. Formulir, nota, dan bukti tertulis lain yang dapat membuktikan transaksi, berisi keterangan atau perintah membayar.
  3. Daftar nama nasabah perorangan atau perusahaan yang terkena sanksi karena telah melakukan tindakan tertentu yang merugikan bank atau masyarakat.
  4. Orang yang mengajukan pinjaman (hutang) ke bank.
  5. Kartu bank yang dapat digunakan untuk membayar sesuatu transaksi/dan atau menarik sejumlah dana atas beban rekening pemegang kartu yang bersangkutan dengan menggunakan PIN (personal identification number)

  1. Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
  2. Keterlambatan pembayaran tanggungan angsuran utang dalam waktu yang lama.
  3. Pencairan dana yang diajukan untuk pinjaman/hutang yang pelunasannya dalam jangka waktu tertentu.
  4. Simpanan yang penarikannya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, blyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
  5. Jasa pengiriman uang dari pemilik rekening satu ke pemilik rekening yang lainnya atau pemilik rekening yang sama, dari kota satu ke kota lainnya atau ke kota yang sama dalam mata uang rupiah atau mata uang asing.

Dari 20 hasil data istilah bank yang diperoleh, terdapat 11 data yang memiliki perbedaan kosakata antara yang digunakan oleh pegawai bank dan nasabah. Ini berarti dalam perbankan terdapat dialek sosial dari segi leksikal. Meskipun demikian, dari 11 istilah tersebut ada sebagian istilah yang disebutkan sama pada saat situasi tertentu oleh pegawai bank maupun nasabah. Istilah-istilah tersebut adalah transfer dan  mantri.  Ada sebagian nasabah yang sudah menggunakan istilah transfer  untuk melakukan transaksi pengiriman uang ke nomor rekening yang lain. Begitu juga dengan pegawai bank menggunakan istilah mantri di saat berkomunikasi dengan nasabah.
Di bawah ini dapat dilihat contoh percakapan penggunaan istilah-istilah tersebut;
(1)   Pegawai : “Ada yang bisa kami bantu, bapak?”
      Nasabah: “iya, saya mau transfer”.
(2)   Pegawai :”Maaf, ibu. Kemarin siapa nama mantri yang survei?”
Nasabah :”Pak Firman.”

Dari contoh (1) dapat dilihat bahwa pegawai bank berkomunikasi dengan nasabah yang menggunakan istilah yang sama dengan yang biasa digunakan oleh pegawai bank yaitu istilah transfer, padahal kebanyakan nasabah menggunakan istilah kirim. Hal itu bisa terjadi karena pengaruh tingkat pendidikan atau status sosial yang dimiliki si nasabah. Pada data (2) menunjukkan bahwa pegawai bank menggunakan istilah yang biasa digunakan oleh nasabah agar mudah dipahami yaitu mantra bukan AO. Padahal, AO dan mantri adalah bagian yang sama dalam perbankan yaitu petugas bank yang bertugas melakukan survei pinjaman, mencari tabungan, mencari nasabah baru dan menagih kredit macet.
Kedua contoh kasus di atas, menunjukkan adanya kompromi dalam penggunaan istilah-istilah perbankan yang digunakan oleh pegawai bank dan nasabahnya. Istilah – istilah perbankan yang digunakan oleh pegawai bank biasanya digunakan ketika para pegawai berkomunikasi dengan sesama pegawai. Namun, ketika mereka berkomunikasi dengan nasabah mereka menyesuaikan istilah yang biasa digunakan oleh nasabah untuk memudahkan pemahaman nasabah. Hal itu bisa disebabkan oleh tingkat pendidikan nasabah dan juga status sosial yang dimiliki. Seperti pendapat Cook dan juga Labov,
 “..the speech of an individual on meeting and with a friend is different in that the former is characterized by formality and the latter one by informality. Similarly, we use different manner of speech with our children, wife, husband, bank manager, the vicar, in the pub and so on. Thus, the variety used in formal and informal situation is different depending on social context, relationships between participants, gender, age, physical environment and topic” (Cook, 2003: Labov, 2003)”.

Secara gars besar dapat diartikan bahwa penggunaan ragam bahasa dapat dibagi  berdasarkan usia, status sosial, situasi, gender, dan juga lingkungan. Selaras dengan pendapat Edwards (1995) yang mengatakan,”… style as speech variation which reflects one’s perception of the social context and what is or what is not ‘appropriate”, bahwa variasi bahasa yang digunakan seseorang menunjukkan konteks sosial dan tentang kepantasan dalam berbahasa. Pendapat lain yang mendukung yaitu “Speakers of a language will use different forms of a language depending on the type of social situation in which they find themselves (Coupland and Jaworski, 1997)” bahwa penutur menggunakan bentuk bahasa lain tergantung situasi sosial mereka berada.
Kesimpulan
            Berdasarkan uraian di atas bisa disimpulkan bahwa dalam dunia perbankan terdapat dialek sosial berupa perbedaan leksikal atau kosakata yang digunakan oleh pegawai bank dan nasabah. Terdapat 11 istilah dari 20 data yang diperoleh mempunyai istilah berbeda antara yang digunakan oleh pegawai bank dan nasabah. Namun demikian, pada situasi tertentu kedua belah melakukan kompromi dalam penggunaan istilah tersebut. Kompromi tersebut dilakukan dengan tujuan memudahkan komunikasi atau pun sebagai bentuk pengaruh dari tinkat pendidikan atau status sosial yang dimiliki nasabah.
Daftar Pustaka
Buku
Bourhis, Richards Y. 1975. The Handbook of Bilingualism and Multilingualism. Oxford University: Inggris
Cook, G. 2003. Applied Linguistics. Oxford: Oxford University Press.

Coupland, N. and Jaworski, A.(Eds).1997. Sociolinguistics: A reader and course book. New York: Pal grave Macmillan.

Edwards, J. 1995. Multilingualism. London: Penguin Books.

Labov, W. 2003. Some sociolinguistic principles. In Pauloston, B and Tucker, R. (Eds).2003.The Sociolinguistic: The essential readings(234-301). Blackwell Publishing Ltd.

Mahsun. 2012. Metode Penelitian Bahasa Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya. Rajawali Pers:Jakarta.

Weijnen,Antonius A. 1999. Handbook of Perceptual Dialectology 1. Michigan State University: Amerika Serikat.

Artikel
FR. Rizqi. Ferdianto Rahman. 2008. Penyerapan Istilah – Istilah Asing Register Kedokteran pada Rubrik Kesehatan Surat Kabar Republika Edisi Januari-Maret 2008. Electronic Theses and Disertations.

Ngalim, Abdul. 2006. Penyajian Informasi Peristilahan Perbankan dan Keberlangsungan Nasabah Bank di Kota Surakarta. Jurnal Penelitian Humaniora, 7(1).

Tegegne, Wondimu.2015.The Use of Dialects in Education and Its Impacts on Students’ Learning and Achievements. Education Journal; 4(5): 263-269.

Internet




             
























Komentar

Postingan populer dari blog ini

128 Tahun BRI Tumbuh Hebat dan Kuat

Kasih Ibu Segera Sampai dengan JNE Super Speed

Tentang Novel "Sehidup Sesurga" karya: Asma Nadia