KAJIAN DIALEKTOLOGI: RAGAM ISTILAH PERBANKAN PEGAWAI BANK DAN NASABAH
Oleh: Pipiet Palestin Amurwani
Ngalim, Abdul. 2006. Penyajian Informasi Peristilahan Perbankan dan
Keberlangsungan Nasabah Bank di Kota Surakarta. Jurnal Penelitian Humaniora, 7(1).
Abstrak
Selain
ditinjau dari segi geografis, dialek dapat juga dilihat dari segi sosial
misalnya usia, strata sosial, pekerjaan, dan ras. Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui apa saja istilah yang digunakan oleh pegawai bank berbeda
dengan yang digunakan oleh nasabah, dan dalam situasi apakah istilah khusus itu
digunakan. Metode yang digunakan adalah metode observasi dengan mengamati
kegiatan transaksi di bank, sedangkan teknik yang digunakan adalah teknik
wawancara. Responden yang diambil adalah pegawai bank dari salah satu bank
pemerintah yang bertugas di tiga kantor unit yang berbeda dan juga beberapa
nasabah yang sedang melakukan transaksi di bank. Pertanyaan yang diajukan pada
para responden adalah istilah apa saja yang memiliki perbedaan dalam
penyebutannya dengan nasabah, dan dalam situasi bagaimana istilah itu
digunakan. Dari 20 hasil data istilah bank yang diperoleh, terdapat 11 data
yang memiliki perbedaan istilah antara yang digunakan oleh pegawai bank dan
nasabah. Namun demikian, pada situasi tertentu kedua belah melakukan kompromi
dalam penggunaan istilah tersebut.
Kata Kunci: bahasa, variasi, bahasa
perbankan, sosiodialektologi
1. Pendahuluan
Bahasa selalu mengalami perkembangan dari waktu ke waktu,
karena bahasa bersifat dinamis. Begitu juga dengan dialek. Hal ini memperkaya
kajian keilmuan di bidang bahasa. Weijnen dkk. berpendapat bahwa dialek adalah
sistem kebahasaan yang dipergunakan oleh satu masyarakat untuk membedakannya dari
masyarakat lain yang bertetangga yang mempergunakan sistem yang berlainan
walaupun erat hubungannya. Pendapat tersebut sangat relevan dengan pengertian
dialek ditinjau dari segi geografis. Sebagai contohnya, bahasa Jawa terdapat
beberapa dialek yaitu dialek Gresik, Blitar, Banyuwangi (Using), daerah tapal
kuda, Yogyakarta, dan lain-lain. Contoh yang lain seperti bahasa Inggris
memiliki dialek Amerika, Inggris, Australia, dan lain sebagainya.
Selain ditinjau dari segi geografis, dialek dapat juga
dilihat dari segi sosial misalnya usia, strata sosial, pekerjaan, dan ras. Richards,
dkk. membatasi dialek sebagai variasi bahasa yang digunakan di sebaian negeri
(dialek regional), atau oleh penduduk yang memiliki kelas sosial tertentu
(dialek sosial), yang berbeda dalam beberapa kata, tatabahasa, dan atau
pelafalan dari bentuk lain pada bahasa yang sama.
Berdasarkan keterangan di atas mengenai dialek sosial,
maka tulisan ini menguraikan hasil penelitian dialek sosial dilihat dari segi pekerjaan
khususnya di bidang perbankan. Perbankan memiliki banyak istilah-istilah yang
digunakan dalam operasional bank. Dari istilah-istilah tersebut, terdapat
istilah-istilah khusus yang digunakan oleh pegawai bank yang berbeda dengan istilah
yang digunakan oleh nasabah. Hal ini menunjukkan bahwa dialek sosial yang ada
pada bidang perbankan lebih mengarah ke segi leksikal. Terdapat
penelitian-penelitian terdahulu mengenai dialek sosial diantaranya; Ngalim
(2006) tentang penyajian informasi peristilahan perbankan di Surakarta; Rahman
(2008) tentang penyerapan istilah kedokteran; Tendegde (2015) tentang
penggunaan dialek dalam pendidikan dan pengaruhnya pada pencapaian belajar
siswa.
Penelitian
ini dilakukan untuk mengetahui apa saja istilah yang digunakan oleh pegawai
bank berbeda dengan yang digunakan oleh nasabah, dan dalam situasi apakah istilah
khusus itu digunakan. Manfaat penelitian ini selain untuk memperkaya kajian
dialektologi juga dapat menambah informasi kepada pembaca tentang istilah
perbankan yang jarang diketahui masyarakat umum.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode
observasi dengan mengamati kegiatan transaksi di bank, sedangkan teknik yang
digunakan adalah teknik wawancara. Metode yang digunakan peneliti merupakan
metode yang paling mudah dan popular digunakan dalam penelitian dialek sosial
yaitu penarikan sampel dengan mengambil individu yang paling gampang di dapat.
Dalam hal ini peneliti memiliki beberapa kolega di lingkungan penelitian. Sumber
data adalah pegawai bank dari salah satu bank pemerintah yang bertugas di tiga
kantor unit yang berbeda dan juga beberapa nasabah yang sedang melakukan
transaksi di bank. Sebagaimana pendapat Mahsun bahwa sumber data haruslah dapat
mencerminkan keterwakilan populasi penelitian (Mahsun,2012:234). Pertanyaan
yang diajukan pada para responden adalah istilah apa saja yang memiliki
perbedaan dalam penyebutannya dengan nasabah, dan dalam situasi bagaimana
istilah itu digunakan. Data dicatat kemudian didefinisikan sesuai dengan kamus
istilah perbankan. Kemudian data tersebut dikelompokkan dan dianalisis sesuai
dengan kebutuhan penelitian.
Hasil dan Pembahasan
Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa terdapat banyak
sekali istilah-istilah dalam bidang perbankan. Namun, dalam penelitian ini
terdapat 20 istilah yang didapatkan dari proses wawancara di bank (data
terlampir). Wawancara dilakukan terhadap
beberapa pegawai bank dan nasabah. Dalam proses observasi peneliti mendapatkan
20 data istilah yang sering digunakan dalam operasional sehari-hari. Semua
istilah tersebut digunakan dalam operasional perbankan, baik dalam komunikasi
dengan sesama pegawai bank ataupun dengan
nasabah. Namun tidak semua istilah itu dimengerti oleh nasabah. Nasabah
memiliki kosakata sendiri dalam menyebut istilah tersebut. Pemaknaan data
didapat dari penggunaan aplikasi pencarian internet yaitu di alamat http://akuntansikeuangan.com/istilah-perbankan/.
Hasil
wawancara kepada para responden nasabah yaitu terdapat beberapa istilah
perbankan yang berbeda istilah dengan yang digunakan oleh para pegawai bank,
seperti terlihat pada table di bawah ini;
No.
|
Istilah yang
digunakan pegawai bank
|
Istilah yang
digunakan nasabah
|
Makna
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
|
Agunan
AO ( Accounting Officer)
Bilyet
DH (Daftar Hitam)
Debitur
Kartu debit
Kredit
NPL
(Non perform loan )
Realisasi
Savings
Transfer
|
Jaminan
Mantri
Buku deposito
Kredit macet
Peminjam
ATM
Hutang
Kredit macet
Pencairan
Tabungan
Kirim
|
|
Dari 20 hasil
data istilah bank yang diperoleh, terdapat 11 data yang memiliki perbedaan kosakata
antara yang digunakan oleh pegawai bank dan nasabah. Ini berarti dalam
perbankan terdapat dialek sosial dari segi leksikal. Meskipun demikian, dari 11
istilah tersebut ada sebagian istilah yang disebutkan sama pada saat situasi tertentu
oleh pegawai bank maupun nasabah. Istilah-istilah tersebut adalah transfer dan mantri. Ada sebagian nasabah yang sudah menggunakan
istilah transfer untuk melakukan transaksi pengiriman uang ke
nomor rekening yang lain. Begitu juga dengan pegawai bank menggunakan istilah mantri di saat berkomunikasi dengan
nasabah.
Di bawah
ini dapat dilihat contoh percakapan penggunaan istilah-istilah tersebut;
(1) Pegawai
: “Ada yang bisa kami bantu, bapak?”
Nasabah: “iya, saya
mau transfer”.
(2) Pegawai
:”Maaf, ibu. Kemarin siapa nama mantri
yang survei?”
Nasabah :”Pak Firman.”
Dari contoh (1) dapat
dilihat bahwa pegawai bank berkomunikasi dengan nasabah yang menggunakan
istilah yang sama dengan yang biasa digunakan oleh pegawai bank yaitu istilah transfer, padahal kebanyakan nasabah
menggunakan istilah kirim. Hal itu
bisa terjadi karena pengaruh tingkat pendidikan atau status sosial yang
dimiliki si nasabah. Pada data (2) menunjukkan bahwa pegawai bank menggunakan
istilah yang biasa digunakan oleh nasabah agar mudah dipahami yaitu mantra bukan AO. Padahal, AO dan mantri adalah bagian yang sama dalam
perbankan yaitu petugas bank yang bertugas melakukan survei pinjaman, mencari
tabungan, mencari nasabah baru dan menagih kredit macet.
Kedua
contoh kasus di atas, menunjukkan adanya kompromi dalam penggunaan
istilah-istilah perbankan yang digunakan oleh pegawai bank dan nasabahnya. Istilah
– istilah perbankan yang digunakan oleh pegawai bank biasanya digunakan ketika
para pegawai berkomunikasi dengan sesama pegawai. Namun, ketika mereka
berkomunikasi dengan nasabah mereka menyesuaikan istilah yang biasa digunakan
oleh nasabah untuk memudahkan pemahaman nasabah. Hal itu bisa disebabkan oleh
tingkat pendidikan nasabah dan juga status sosial yang dimiliki. Seperti
pendapat Cook dan juga Labov,
“..the
speech of an individual on meeting and with a friend is different in that the
former is characterized by formality and the latter one by informality.
Similarly, we use different manner of speech with our children, wife, husband,
bank manager, the vicar, in the pub and so on. Thus, the variety used in formal
and informal situation is different depending on social context, relationships
between participants, gender, age, physical environment and topic”
(Cook, 2003: Labov, 2003)”.
Secara gars besar dapat
diartikan bahwa penggunaan ragam bahasa dapat dibagi berdasarkan usia, status sosial, situasi,
gender, dan juga lingkungan. Selaras dengan pendapat Edwards (1995) yang
mengatakan,”… style as speech variation
which reflects one’s perception of the social context and what is or what is
not ‘appropriate”, bahwa variasi bahasa yang digunakan seseorang
menunjukkan konteks sosial dan tentang kepantasan dalam berbahasa. Pendapat
lain yang mendukung yaitu “Speakers of a
language will use different forms of a language depending on the type of social
situation in which they find themselves (Coupland and Jaworski, 1997)”
bahwa penutur menggunakan bentuk bahasa lain tergantung situasi sosial mereka
berada.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas bisa disimpulkan bahwa dalam dunia
perbankan terdapat dialek sosial berupa perbedaan leksikal atau kosakata yang
digunakan oleh pegawai bank dan nasabah. Terdapat 11 istilah dari 20 data yang
diperoleh mempunyai istilah berbeda antara yang digunakan oleh pegawai bank dan
nasabah. Namun demikian, pada situasi tertentu kedua belah melakukan kompromi
dalam penggunaan istilah tersebut. Kompromi tersebut dilakukan dengan tujuan
memudahkan komunikasi atau pun sebagai bentuk pengaruh dari tinkat pendidikan
atau status sosial yang dimiliki nasabah.
Daftar Pustaka
Buku
Bourhis, Richards Y. 1975. The
Handbook of Bilingualism and Multilingualism. Oxford University: Inggris
Cook, G. 2003. Applied
Linguistics. Oxford: Oxford University Press.
Coupland, N. and Jaworski, A.(Eds).1997. Sociolinguistics: A reader and course book. New York: Pal grave
Macmillan.
Edwards, J. 1995. Multilingualism.
London: Penguin Books.
Labov, W. 2003. Some
sociolinguistic principles. In Pauloston, B and Tucker, R. (Eds).2003.The
Sociolinguistic: The essential readings(234-301). Blackwell Publishing Ltd.
Mahsun. 2012. Metode
Penelitian Bahasa Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya. Rajawali
Pers:Jakarta.
Weijnen,Antonius A. 1999. Handbook
of Perceptual Dialectology 1. Michigan State University: Amerika Serikat.
Artikel
FR.
Rizqi. Ferdianto Rahman. 2008. Penyerapan Istilah – Istilah Asing Register
Kedokteran pada Rubrik Kesehatan Surat Kabar Republika Edisi Januari-Maret
2008. Electronic Theses and Disertations.
Ngalim, Abdul. 2006. Penyajian Informasi Peristilahan Perbankan dan
Keberlangsungan Nasabah Bank di Kota Surakarta. Jurnal Penelitian Humaniora, 7(1).
Tegegne, Wondimu.2015.The Use of Dialects in Education and Its
Impacts on Students’ Learning and Achievements. Education Journal; 4(5): 263-269.
Internet
Komentar
Posting Komentar